Woow Sekretaris Gapoktan Desa Pemanggilan HL Di Duga Jual Pupuk Ke Petani Jauh Di Atas HET Dan Dana PUAP Tidak Jelas 

Uncategorized13 Dilihat

Mutiaraindotv Lampung selatan Berdasarkan informasi dan hasil investigasi tim media di desa pemanggilan kecamatan Natar kabupaten Lampung selatan ,awak media media mendapat informasi dari warga setempat yang juga kelompok tani ,bahwa dana PUAP tidak jelas perkembangannya di dalam pembukuan uang masih Rp 70 juta tapi rel fisik uangnya tidak ada dan yang lebih aneh lagi tercatat di pembukuan warga yang bukan anggota kelompok tadi juga bisa minjam ini jelas sudah menyimpang

 

Karena Bantuan Dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) adalah dana bantuan modal dari Kementerian Pertanian yang disalurkan melalui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) untuk memfasilitasi permodalan usaha agribisnis bagi petani anggota (pemilik, penggarap, buruh tani) di perdesaan, tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan kemandirian ekonomi petani dengan memperkuat kelembagaan dan akses modal mereka serta harus bergulir

 

Dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) memang harus bergulir karena merupakan dana bantuan yang disalurkan untuk perkuatan modal usaha tani dan harus dikembalikan oleh peminjam (petani/kelompok tani) agar bisa dipinjamkan lagi kepada anggota lain, memastikan keberlanjutan programnya. Dana yang kembali ini akan menjadi modal untuk membiayai kebutuhan petani lainnya, seperti pupuk atau obat-obatan pertanian.

Mengapa Harus Bergulir?

Sifat Dana Bergulir: Dana PUAP termasuk dalam kategori dana bergulir, yang artinya dana tersebut dipinjamkan kembali kepada masyarakat setelah dikembalikan, tidak seperti bantuan hibah yang tidak perlu dikembalikan.

 

Dan yang lebih parah sekretaris Gapoktan desa pemangilan kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan inisial HL juga menjual pupuk subsidi Rp 300.000 sepasang jauh di atas HET

 

Sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi 2025 resmi turun 20% sejak 22 Oktober 2025, menjadi sekitar Rp 1.800/kg untuk Urea, Rp 1.840/kg untuk NPK, Rp 1.360/kg untuk ZA, dan Rp 640/kg untuk Pupuk Organik, untuk meringankan beban petani dan berlaku nasional, seperti yang diumumkan Kementerian Pertanian.

Kalau mengacu harga eceran tertinggi sebelum turun 20% Urea Rp 2.250 /kg X 50 kg = Rp 112.500 dan Npk Rp 2.300 X 50 kg = Rp 115.000 artinya sepasang atau dua sak Urea dan Npk Rp 227.500 ini total sesuai harga het sebelum turun 20% Berarti sepasang lebih Rp 72.500 apapun Alasannya

 

Apalagi kalau mengacu harga HET 2025 yang resmi turun 20% seluruh Indonesia sejak 22 Oktober 2025 harga sepasang urea dan Npk itu Rp 182.000 kalau di jual oleh sekretaris Gapoktan ke petani Rp 300.000 Artinya selisih Rp 118.000 Dari harga HET ,ini jelas menyusahkan petani

 

Sementara sekretaris Gapoktan HL saat di konfirmasi via WhatsApp meski ceklis dua tanda sudah di baca hingga berita ini terbit belum membalas konfirmasi awak media

 

Dan tim media akan menindak lanjuti permasalahan ini yang jelas merugikan masyarakat atau petani ke dinas pertanian kabupaten Lampung Selatan Senin (@dre)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *